Syifa Hadju Bintangi Film 200 Pounds Beauty, Singgung Suka Duka Tentang Hak Istimewa Kecantikan

JAKARTA - Aktris Syifa Hadju menunjukkan totalitasnya ketika berperan sebagai karakter utama bernama Juwita dalam film 200 Pounds Beauty yang diproduksi oleh MD Pictures. Film yang diadaptasi dari film Korea Selatan ternama berjudul yang sama itu, ia sempat menyinggung isu beauty privilege atau hak istimewa kecantikan.

Kekasih Rizky Nazar ini pun begitu antusias bercerita mengenai keseruan mendalami karakter Juwita yang diperankannya. Demi mendalami peran sebagai perempuan bertubuh gemuk, Syifa sampai menggunakan prostetik. Proses pemakaian make up prostetik itu memakan waktu cukup lama yakni lima jam.

"Aku makeup lima jam, belum ngecopotnya lagi sejam. Aku gak bisa ketawa terbahak-bahak sama pemain lain. Pokoknya perjuangannya luar biasa. Itu pakai prostetik full dari muka, leher, badan itu full prosretik dan body suit," kata Syifa Hadju, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan belum lama ini.

Aktris kelahiran Jakarta, 13 Juli 2000 ini pun mengungkap bahwa sebenarnya prostetik yang dipakai itu memiliki batas waktu tertentu untuk digunakan. Alhasil, totalitas Syifa untuk film 200 Pounds Beauty sangat berat. Ia mengaku sempat menangis saat mengenakan prostetik.



"Sebenernya dikasih waktu maksimal itu sembilan jam maksimal, karena kalau lebih dari itu prostetik itu semakin lama semakin berat di badan karena dia lemnya rekatannya semakin berkurang dan makin berat," kata Syifa.

“Namun, ada satu hari dimana aku sudah capek banget itu gara-gara dipakenya sudah 12 jam yang kita syuting sampai pagi, aku sampai nangis saking aku gak kuat itu tangan aku sudah keseleo, sakit banget sudah gak bisa diangkat, jadi itu lumayan," tambahnya.

Menariknya, dalam film ini ia juga sempat menyinggung istilah beauty privilege atau hak istimewa kecantikan muncul ketika orang yang berpenampilan menarik seringkali diberikan kemudahan dalam menghadapi masalah.

Rupanya, hal tersebut pernah dialami oleh Syifa Hadju. Kekasih Rizky Nazar itu menceritakan pengalamannya di mana ia diperlakukan dengan baik oleh orang lain.

"Aku waktu jalan dengan mamaku, mungkin karena privilege aku bekerja di industri ini, cuma kayak misalnya mamaku mengalami kesulitan misal dijutekin sama petugasnya, terus diminta 'coba kamu deh yang ngomong', terus tiba-tiba baik petugasnya. Jadi kepikiran kok gitu banget ya, dia juga kaget karena yang dia jutekin itu mama aku, jadi suka begitu sih," tuturnya.